Terjadinya Pencemaran Udara dan
Penanggulangannya
Terjadinya
pencemaran udara
Kelembaban udara
bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya
di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan
dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan
partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan
partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan
dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan
mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer.
Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang
telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas
(konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan
tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih
bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2,
SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang
sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas
tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas,
maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan
parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan
pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan
pencemaran sebagai berikut:
·
Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak
menimbulkan kerugian bagi manusia.
·
Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai
menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
·
Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat
bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
·
Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah
menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan
tumbuh-tumbuhan.
Gambar 3 Kebakaran
menimbulkan asap yang dapat membuat pencemaran udara
Pencemaran
Udara Yang Terjadi Di Indonesia
Indonesia merupakan
negara di dunia yang paling banyak memiliki gunung berapi (sekitar 137 buah dan
30% masih dinyatakan aktif). Oleh sebab itu Indonesia mudah mengalami
pencemaran secara alami. Selain itu adanya kebakaran hutan akibat musim kemarau
panjang ataupun pembakaran hutan yang disengaja untuk memenuhi kebutuhan
seperti terjadi di Kalimantan dan di Sumatera dalam tahun 1997 dan tahun 1998
menyebabkan terjadinya pencemaran yang cukup menghawatirkan, karena asap tebal
hasil kebakaran tersebut menyeberang ke negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia. Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik
dalam segi ekonomi, transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat
asap tebal tersebut menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena
dikhawatirkan akan terjadi tabrakan. Selain itu asap itu merugikan kesehatan
yaitu menyebabkan sakit mata, radang tenggorokan, radang paru-paru dan sakit
kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah berupa asap yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap dari industri.

Cara
penanggulangannya
Untuk dapat menanggulangi
terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain:
mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan
gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi
berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan
limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis
(taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan
secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon
pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran
hutan, melainkan dengan cara mekanik.
Dampak
negatif dan dampak positif
Di atas telah Anda
pelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif bagi makhluk
hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan dan gunung api yang
meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat berlindung, banyak
hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang (SO2 dan SO3)
bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya hujan asam
yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan
tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk
ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan terjadinya keracunan
darah dan masih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran
udara.
Pencemaran udara selain
memberikan dampak negatif, juga dapat memberikan dampak positif antara lain,
lahar dan partikulat-partikulat yang disemburkan gunung berapi yang meletus,
bila sudah dingin menyebabkan tanah menjadi subur, pasir dan batuan yang
dikeluarkan gunung berapi yang meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan. Gas karbon monoksida bila bereaksi dengan oksigen di udara
menghasilkan gas karbon dioksida bisa dimanfaatkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk
melangsungkan fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat yang sangat berguna
bagi makhluk hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar